Mataram, 15 Oktober 2025 — Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi NTB melalui Analis Kebijakan Ahli Muda Non Pelayanan Dasar, Sukaryadi, S.E., dan Analis Kebijakan Ahli Muda Pelayanan Dasar, M. Samsul Bahri, S.Sos., bersama tim, mewakili Kepala Biro Kesra dalam kegiatan Rapat Koordinasi Bidang Intervensi Spesifik dan Sensitif Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung di Aula Rapat Dinas Kesehatan Provinsi NTB.
Rapat diawali dengan sambutan dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTB, dilanjutkan dengan arahan sekaligus pembukaan resmi oleh Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi NTB, Drs. H. Fathurrahman, M.Si.
Dalam arahannya, beliau menekankan bahwa kondisi penanganan stunting pada tahun 2024 masih memiliki sejumlah kekurangan sehingga hasilnya belum maksimal. Oleh karena itu, tahun 2025 ditargetkan angka penurunan stunting mencapai 18,8%.
Untuk mencapai target tersebut, diperlukan pengawalan yang ketat terhadap setiap kegiatan sesuai tahapan yang telah terstruktur. Upaya pencegahan stunting akan difokuskan pada Desa Berdaya, di mana di dalamnya terdapat program Desa Sehat Tahun 2024. Sebanyak 40 Desa Berdaya telah ditetapkan sebagai lokus pencegahan stunting di Provinsi NTB.
“Aspek kunci untuk mencapai target ini adalah kerja sama, koordinasi, dan komitmen bersama seluruh perangkat daerah dalam mengawal program pencegahan stunting,” tegasnya.
Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan dari Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi NTB dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, yang kemudian ditutup dengan penyampaian rekomendasi hasil rapat.
Rapat koordinasi ini diikuti oleh sekitar 30 peserta, yang terdiri dari perwakilan perangkat daerah terkait bidang intervensi spesifik dan intervensi sensitif percepatan penurunan stunting di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
