Mataram, 16 Juni 2025 — Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Provinsi NTB, Drs. H. Sahnan, M.Pd., menerima audiensi Nutrition Officer UNICEF di Ruang Rapat Kesra Setda Provinsi NTB. Pertemuan ini membahas rencana dukungan berkelanjutan UNICEF terhadap upaya Pemerintah Provinsi NTB dalam percepatan penurunan stunting.
Dalam audiensi tersebut, UNICEF menyampaikan rencana pelaksanaan program Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) tahun 2025 yang akan difokuskan melalui DPD Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) NTB. Program ini menitikberatkan pada penguatan deteksi dini dan tata laksana balita wasting, terutama balita gizi buruk dengan optimalisasi penggunaan Ready-to-use Therapeutic Food (RUTF). Nantinya, program ini akan dilaksanakan di tiga kabupaten yang telah mendapatkan dukungan RUTF dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2025.
Sejak 2021 hingga kini, UNICEF telah menjalin mekanisme kerja sama yang erat dengan pemerintah Indonesia, termasuk NTB, dalam mendukung program gizi ibu hamil, anak, dan remaja. Salah satu program yang telah terbangun kuat adalah program TP UKS/M yang berada di bawah koordinasi Biro Kesra Setda NTB. Kepala Biro Kesra menyampaikan apresiasi atas dukungan tersebut, mulai dari fasilitasi pelatihan, monitoring, evaluasi, hingga penguatan sistem TP UKS/M di kabupaten/kota.
“Kami sangat berterima kasih atas kolaborasi yang selama ini terjalin. Untuk monitoring dan evaluasi, kami bangga karena NTB menjadi salah satu provinsi yang serius memberikan alokasi dana untuk proses pembelajaran gizi remaja melalui Aksi Bergizi, yang kemudian dilanjutkan oleh kabupaten/kota,” ujar Ha’i Raga Lawa, staff Gizi UNICEF.
Tahun 2025, UNICEF akan lebih fokus dalam upaya percepatan penurunan stunting melalui program gizi buruk serta penguatan Aksi Bergizi Remaja hingga ke tingkat sekolah. Selain edukasi gizi, program ini juga berkolerasi dengan implementasi Menu Bergizi Seimbang (MBG), kantin sehat, serta penguatan sekolah model sebagai contoh penerapan program gizi yang berkelanjutan.
Sementara itu, Fajri dari Bidang Program UNICEF menambahkan pentingnya follow up Pemprov NTB terkait menginisiasi penggunaan aplikasi untuk memantau status sekolah dalam menerapkan standar kesehatan yang dinanti oleh Kabupaten/Kota sesuai SKB 4 Menteri. Dengan aplikasi ini, data per kabupaten dapat ditarik secara terpusat sehingga pemerintah provinsi dapat melihat sekolah yang masuk kategori standar, mandiri, atau paripurna.
“Penggunaan aplikasi tersebut, sudah berjalan di Kota Mataram dan bahkan telah memasukkan item Aksi Bergizi. Melalui aplikasi ini, pelaporan konsumsi tablet tambah darah (TTD) oleh peserta didik bisa dipantau secara rutin setiap bulan,” jelas Fajri.
Namun demikian, Fajri mengakui bahwa pelaporan TTD masih menghadapi tantangan teknis di sekolah. Guru kerap saling melempar tanggung jawab dengan puskesmas, sehingga jika tidak diminum secara rutin, anak-anak akan berisiko anemia dan berpotensi mengalami kekurangan energi kronis (KEK), yang dapat berujung pada stunting.
Dalam kesempatan tersebut, Karo Kesra menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi NTB untuk mendukung seluruh program UNICEF, termasuk keterlibatan aktif sebagai narasumber di berbagai kegiatan tingkat kabupaten. Ia juga berharap program-program yang baik seperti ini dapat terus berjalan secara berkelanjutan dan akan memfollow up kembali berkaitan dengan aplikasi yang dimaksud.
“Kalau bisa jangan distop program-program bagus seperti ini. Semua lembaga dan institusi pasti memiliki tantangan dalam hal pendanaan, tapi jangan sampai itu menjadi alasan untuk berhenti bergerak. Yang paling penting adalah menjaga dan merawat data. Alhamdulillah, dengan TP UKS yang terbangun hingga ke tingkat kabupaten/kota, minimal angka bertahan hidup anak meningkat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Karo Kesra menekankan bahwa kunci sukses program madrasah dan sekolah sehat bukan semata pada anggaran, melainkan kepedulian dan komitmen kepala sekolah dalam menyiasati pendanaan kegiatan tersebut. Pemerintah Provinsi NTB akan terus memberikan masukan dan dukungan agar program ini dapat berjalan maksimal di lapangan.
Semoga kolaborasi tersebut semakin solid dalam mendukung percepatan penurunan stunting dan peningkatan kualitas gizi dan HAK anak-anak di NTB untuk mencapai generasi emas 2045. Barakallah (PPID Biro Kesra)🤲🙏
